Saturday, October 8, 2011

INBOXAWARD SMASHINBOX peaceup

INBOX AWARDS

Terimakasih yg sudah dukung sm*sh dengan sms :)
Terimakasih banyak smashblast!;-D 
We heart You *hugs*


1. Pendatang baru terinbox ---> SMASH


2. Boyband terinbox ---> SMASH


3. Penampilan ter-Inbox ---> SMASH


4. Lagu ter-Inbox ---> SMASH


TERIMAKASIH SMASHBLAST YANG SUDAH MENDUKUNG SAMPE SEKARANG :)
#SalamCenatCenut
#PeaceUp (Y) 

Friday, October 7, 2011

False Love of Rangga


“lo tau apa yang dipikirkan cewek malam ini ??” Ucap Rangga, cowok blasteran Indonesia-Belanda yang punya muka sebelas-dua belas sama justin Bieber *upssss* kepada dua orang temannya yang duduk di depannya itu. Rangga sedang naksir cewek yang disebut sebut namanya adalah Dita. Ia meminta pendapat pada dua orang temannya itu.
“hmmmm……” Reza menirukan cara berfikir seorang professor sambil mengelus elus janggutnya yang plontos.. “biasanyaa.. kalo malemmm…” Reza memulai perkataannya “cewekk itu…” Rangga sengaja men-slow-kan gaya bicaranya.. membuat Rangga dan Dicky disitu semakin penasaran. “jadi….” Reza mengambil nafas dalam dalam. “Dicky,, !! kira kira cewek mikirin apaan yachh ??” *celetukk* dengan bloonnya Reza mempermainkan dua sahabatnya itu. Membuat Dicky setengah ling-lung.
“ahh… gue udahh serius dengerin lo..” Gerutu Rangga.
“hehe.. sorry bos…”
“hemmm…..” Dicky tampak memikirkan sesuatu tangannya menyilang di dadanya. Rangga dan Reza menatapnya serius.
Dicky mulai membuka mulutnya. Rangga semakin serius ingin mendengarkan pendapat sahabatnya yang satu ini dann…..
“gelang PeBe gue dimana ya bro ??” *brakkk* membuat Rangga dan Reza menatapnya kesal.
“tadi gue taruh di meja ini dehhh” Dicky tetap jongkok jongkok muter muter nyari gelang Power Balance.nya di bawah meja.
“lo berdua ngerti nggak sihh ??” Rangga meletakkan kedua tangannya di pinggangnya menatap kea rah Dicky dan Reza.
“akhirnya ketemuu jugaa..” Dicky dengan bangganya menunjukan Gelang PeBe hitamnya. Membuat Rangga nyerahh..
“west bro…” Reza memegang pundak sobatnya itu. Rangga menoleh ke arahnya.
“harusnya dulu gue beli yang warna coklat” Dicky masihh mengomentari gelang PeBe.nya.
“Coklat !!” Rangga memainkan jari telunjuk, tengah dan jempolnya.
“nahh itu naksudd gue..” celotehh Reza. Dicky bengong.
“lets go…” Rangga menarik sobat sobatnya pergi ke supermarket membeli coklat.

*************

“cepet sana sembunyi lo…” Rangga memerintahkan Reza dan Dicky bersembunyi dibalik pagar. Sementara Rangga membenahi bajunya agar tampak sedikit rapi. Di tekann olehnya bel di depan pintu rumah Dita. Seseorang dari dalam membuka pintunya dann….
“siapa yaa ??” orang yang membuka pintu melihat Rangga dari bawah slowly ke atas kayak di sinetron sinetron.
“saya Rangga. Mencari Dita..” ucap Rangga bengong melihat takjub begitu cantiknya wanita di depannya sekarang. Mukanya perpaduan antara Selena Gomez dan Maria Otawa *di bayangin sendiri ya* Setidaknya ia tau bahwa itu bukan Dita.
“ohh.. saya Fita.. kakaknya Dita..” ucapnya menyebarkan senyum lebarnya.
“masukk..” Fita menyilahkan Rangga masuk.
Rangga agak salting saat diminta Fita masuk. Rangga duduk di sofa empukk warna krim menunggu Dita yang katanya masih diam di kamarnya. Sambil menunggu Dita, Fita menemani si Rangga ngobrol ngobrol ria.
“kamu temen sekelasnya Dita ??”
“ehh ehh.. enggakk mbakk..” *upss* panggilan mbak untuk cewek secantik Fita ? Rangga menyesali ucapannya.
“teruuss ??” ucap Fita sambil mengedarkan lesung pipitnya.
“temen satu sekolahann,,, sama sama kelas 8, tapi beda kelas” Rangga menggaruk tangannya yang tak gatal.
“owhh.. mau ngapel ya ??” selidik Fita sedikit nyindir.
“ehh hmm…….” Belum selesai Rangga berbicara, tiba tiba..
“ehh elo gga…” Dita turun dari tangga.
“Ditaa… ini temen lo… mau ngapel katanya..” ucap Fita sambil mengedipkan sebelah matanya meninggalkan mereka berdua. Dita tersenyum malu.
“ada apa gga ??” Dita memulai ucapannya sambil meneguk satu dari dua gelas jus alpukat yang ada  di meja.
“ada maling..” ucapan Dita membuat Dita kaget.
Dengan segera Rangga membenarkan ucapannya “hehee.. bercanda..”
“ohh.. kirain..” Dita tampak lega.
“kakak lo cantik..” Rangga masih membayangkan muka Fita itu.
“ohh.. hehee… masih cantikkan juga gue…” jawab Dita dengan santainya.
Rangga nyengir..
“kalo lo maghh cantiikk, kayak taplak meja..” Celoteh Rangga membuat Dita agak manyun.
“nggakk bakal bisa dehh lo ngedapettin kakak gue.. dia banyakk yang ngantrii..” Ucap Dita membuat Rangga tersadar akan tujuannya kemari. Kok malahh ngomonginn kakaknya sihh ucapnya dalam hati. Lalu mengambil sebuah benda dalam sakunya.
“siapa bilang !! gue kesini buat elo..” Ungkap Rangga yang mulai ling-lung.
Dita diam mengernyitkan dahinya.
“nihh buat lo..” Rangga menyerahkan coklat Silver Quen pada Dita. Entah hati Rangga memberatkan ini, namun ia tetap memberikannya karena sadar rangga, tujuannya adalah menyerahkan ini pada Dita.
“serius lo ?? thank’s kalo begituu..” Dita menerima coklat itu.
“lo sendirian ??” Tanya Dita menyadari Rangga yang keringatan entah kenapa.
“ya iya lahh.. emang lo liat orang lain selain gue ??” Rangga berusaha mengusap keringat dinginnya.
“huumm… mungkin aja kann lo bareng sama tukang somay..” Celetuk Dita.

*****************
“lo suka sama kakaknya ??” seru Reza ketika Rangga menceritakan hal yang ia alami tadi.
“gue nggak tau kalo kakaknya jauhh lebih cantik daripada dia..” ucap Rangga menyandar pada dinding kamarnya.
“selisihh berapa taun lo sama si Fita nya ??” dicky bergumam.
“tiga tahun..” jawab Rangga.
“what ??” Reza mengernyitkan dahinya.
“lo nggak lagi bercanda sama kita kann ??” Dicky menatapnya lebar lebar.
Rangga hanya menggelengkan kedua kepalanya.
“gila lo..”

*****************
“heii Dita….” Sapa Rangga pada Dita saat ia lewat depan kelas Dita.
“haii… baru dateng ??” balas Dita.
“yaaap..”
Rangga melanjukan jalan kakinya menuju kelasnya. Terlihat Reza dan Dicky sedang bercanda di kelas.
“brow..” Rangga menepuk pundak kedua temannya.
“lo kenapa ??” Rangga melebarkan matanya.
“gue lagi seneng aja….. hmm entar gue main ke rumah Dita lagi ahh.. biar ketemu sama kakaknya..” Rangga bergumam.
Reza mengarahkan jarinya di atas kepalanya menyondong ke bawah.
“lo bener bener suka sama Fita ?”  Tanya Dicky yang mulai khawatir dengan sobatnya itu.
“ya eyalahhh…” Rangga menjawabnya garing.
“beneran ??” Dicky memegang jidat Rangga.
“apaann sihh… gue serius kalii…” Rangga melepaskan tangan Dicky di keningnya.
“lo udahh kerjain Pe Er belomm ??” Tanya Rangga pada kedua temannya.
“Pe er ?? yang mana ??” dicky bertanya penuh selidik.
“ohh.. ya ampuunn gue lupa…. Lo udahh kerjain kann ga ?? gue pinjem” ucap Reza
“lohh… gue nanya lo, karena gue juga belom ngerjainn..” Rangga panikk..
“ehh ehhh tii siti… gue pinjem Pe Er Kimia lo ya..” pinta Reza pada Siti yang kebetulan ada di kelas itu juga.

****************
“pulang bareng yukk..” ajak Rangga pada Dita yang tampak menunggu jemputan di depan sekolah.
“hmm…. Ya udahh dehh…” terima Dita melihat Rangga yang udahh ada di depannya lalu naik ke motornya.
“enggak ngerepottin elo ??” Tanya Dita di jalan.
“enggak kokk..” ucap Rangga lalu menggas motornya.
.
Sampe di rumahh..
“mau masuk dulu ?? aku bikini jus..” ajak Dita.
“ohh.. ehh.. nggak usahh.. tapi kalo lo maksa ya udah dehh..” celoteh Rangga ( emang ada yang maksa ?? )
“duduk dulu yaghh… aku buatin jus dulu….” Dita melangkahkan kakinya ke dapur.
Rangga duduk di situ pandangannya menuju pada sebuah foto Fita bersama Dita yang ada di meja. Rangga mengarah kesana, dan melihatnya.. dilihatnya Fita yang cantikk manis, imut, de el el.. hehe..
“ehh ada Rangga…” Rangga menoleh tampak Fita yang telah ada di belakangnya.
“kamu lagi lihat lihat foto Dita..??” lanjutnya.
“ehh ehh.. kak Fita….” Rangga agak grogi lalu kembali ke sofa.
“Dita ini mana sihh ?? ada temennya kok malah ngilang..” ucap Fita menengokkan matanya ke segala arah.
“Dita di dapur katanya mau bikin jus..” Rangga menjawab Fita yang celingak celinguk.
“ogh….”
“Kak Fita…”
“ya ??”
“boleh minta nomer Hapenya nggak ??” Rangga memberanikan diri.
“okkeeyy… sini HApe kamu…” ucap Fita sambil meminta Hape Rangga.
“terima kasihh kak..” ucap Rangga malu malu.
“sorry lama…” Dita membawa dua gelas jus jeruk ke ruang tamu.
“eh eh.. maksihh Dita..” Rangga meneguk jus jeruk itu. Tentunya dengan sedikit Jaim.

****************
Malamnya, Rangga memetikkan Hapenya mengirimkan sms kepada Fita.

Now. I know the meaning of lonely. It’s because I here without you.
Now I know the meaning of love. It’s if I always with you

Sayangnya tak ada balasan. Mungkin karena Fita nggak tau kalau itu sms dari Rangga.
Setiap malam, Rangga mengirimkan kata kata romantiss untuk Fita. Namun tetap tak pernah ada balasan.

*****************
.
Dua bulan sudah Rangga melakukan PeDeKaTe pada Fita, walaupun alasannya ingin ketemu dita, tapi tujuan utamanya adalah untuk medekati Fita.
.
“secepat ituu ??” Reza terkejut mendengar Rangga mengatakan akan menembak Fita.
“emang kenapa ?? gue udahh kenal dia…” Rangga menjawabnya dengan tenang.
“Dita nya gimana ??” Dicky mengingat Dita mungkin akan terluka.
“nggak gimana gimana..” jawab Rangga.
“selama ini kan alas an lo, karena pengen ketemu Dita….”
“so ???”
“DIta bakalan illfeel.. kalo tau ini semua…” Dicky menasehatinya.
“whatever..” Rangga menaikkan pundaknya.
Reza hanya geleng geleng melihat tingkah sobatnya.

*****************
Malamnya, Rangga sudah mempersiapkan semua, ia menyiapkan semuanya sendiri. Hingga saat ia hendak datang ke rumah Fita, ia melihat Fita berjalan bergandengan tangan dengan seorang cowok. Masuk ke dalam mobil. Rangga terenguh enguh melihat itu di depan pintu rumah Dita. Tanpa sengaja, kertas bertuliskan I LOVE YOU yang ia gulung rapi membuka tepat saat Dita membuka pintu rumahnya. Dita kaget sentak mengira Rangga menembaknya.
“Rangga…” Dita tersenyum..
“ehh.. ohh..” Rangga gugup.
“lo serius ??” Dita merasakan sesuatu.
Membuat Rangga semakin gugup kokk dia sihhh
“gue…. Guee.. juga suka sama lo…” Dita memeluk Rangga yang bengong di depannya.
“ta.. tapii….” Rangga terbatah batah.
“gue hampiir aja kecewa sama elo… gue kira lo suka sama kak Fita…” Dita tersenyum
Rangga gemetaran..  tak sanggup mengatakan apa apa lagi ketika air mata haru dita membasahi kemeja kotak kotak putihnya. Ingin rasanya Rangga mengatakan yang sejujurnya namun, tak sanggup membuat Dita kecewa. Ia mencoba untuk belajar benar benar mencintai Dita. 


Soraya Salma Rahmadita
@ditt_ditt_ditta
SMPN 1 Tulungagung / 8
Tulungagung, Jatim

You In My Heart



Semua ini berawal dari seorang siswi SMA. Namanya adalah Taya dia adalah anak perumpuan yang baik,cantik,pintar dan tidak sombong. Saat itu dia anak baru kelas 1 IPA 3.
"Selamat pagi anak-anak." kata Wali Kelas 1 IPA 3.
"Selamat pagi ibu." serempak semua murid menjawab.
"Anak-anak kenalkan ini ada murid baru namanya Taya." sambil menyruh Taya untuk masuk.
"Hai temen-temen nama gue Taya salam kenal." kata Taya.
"Oke, Taya kamu duduk di sebelah Ilham ya." sambil menunjuk tempat Ilham.
Taya segera menuju tempat duduk Ilham yang di tunjukkan oleh Gurunya. Saat pelajarn dimulai Ilham seorang cowo yang baik dan ramah juga terkenal di sekolahnya memperkenalkan dirinya juga menyapa Taya.
"Hai, Taya, salam kenal gue Ilham." dengan senyuman khasnya.
"Hai, juga Ilham salam kenal." kata Taya.Saat Taya berkenalan dengan Ilham dia merasa cenat cenut melihat senyuman Ilham. Dan siapa sangka Ilham juga mempunyai rasa ke Taya saat pertama berjumpa. Tak terasa bel istirahat pun berbunyi , semua siswa serentak pergi  ke kantin kecuali Taya, karena Taya siswa baru dia takut untuk ke kantin. Taya menghabiskan waktunya untuk di kelas memikirkan hal yang aneh yang terjadi pada dirinya saat pertama berjumpa denga Ilham, tak lama pun bel masuk berbunyi lagi dan pelajaranpun di mulai kembali. Lamanya 2 jam pelajaran bel pulang sekolah berbunyi.
Kringgggg... Kriiingggg... Kriinggg....
Tak lekas Taya pun pergi untuk meninggalkan kelasnya, saat hendak pulang ia di hentikan oleh Ilham.
"Taya, mau pulang ya?" tanya Ilham lagi-lagi dengan senyuman khasnya yang mebuat hati Taya berdebar debar begitu kencang.
"Iya, Ham. Elo juga kok belom pulang? Nungguin siapa?" jawab Taya.
"Oh, aku masih nungguin temen-temen gue yang lain." jawab Ilham dengen senyumannya.
"Kalo gitu gue pulang duluan ya." jawab Taya karena dia hati dia cenet cenut terus dekat dengan Ilham bisa-bisa Taya salah tingkah.
"Eh, tunggu Taya, gue boleh minta nomor HP lo gak?" Ilham bertanya dengan senyumannya lagi yang membuat hati Taya makin cenat cenut.
"Boleh, ini nomor gue." setelah itu ia pulang meninggalkan Ilham dan mecari Ka Morgan kakanya yang akan pulang bareng dengannya. Ia menunggu di gerbang sekolah, saat menunggu ia mendapat sms dari Ka Morgan yang berisi:

Adekku tersayang maaf kaka gak bisa pulang bareng sama kamu, kaka masih ada tugas sama temen-temen kaka, jadi kamu pulang naik angkot saja ya.

Dengan terpaksa ia pulang naik angkot. Saat di angkot dia memikirkan apa yang di katakan oleh temen-temennya yang lain bahwa Ilham adalah salah satu personil SM*SH. Taya pun tidak tau kalo kakanya juga adalah salah seorang personil SM*SH dengan Ilham,Dicky,Rangga,Rafael,Bisma dan Reza. Sedangkan di sekolah Ilham memikirkan hal tentang Taya dia merasa jatuh cinta kepada Taya sampai ia melamun memikirkan Taya. Tak lama kemudian Morgan,Reza,Rangga,Bisma,Dicky dan Rafael datang.
"Eh, Ham ngapain lo bengong? mikirin apaan lo?" tanya Bisma.
"Hah.. gu.. gue gapapa , gak ngapa ngapain ko." jawab Ilham dengan grogi, takut ketauan bahwa ia memikirkan anak baru di kelasnya.
"Udah yu cabut kita ke tempat latihan." ajak Morgan dengan cepat tanggap.

Sementara Taya baru sampai di rumah ia cepat-cepat ke kamarnya untuk beristirahat , dia memikirkan Ilham. Taya merasa dia menyukai Ilham, dia juga memikirkan kata temen-temen yang juga mengatakan bahwa Ilham anak terkenal di sekolah bareng Morgan,Rangga,Bisma,Reza,Dicky dan Rafael yang tergabung dalam BoyBand SM*SH. Karena ia penasaran dengan BoyBand itu, ia bergegas browsing internet. Sampai ia mendapatkan satu blog yang berisi SM*SH, entah mengapa ia melihat dua wajah yang gak asing buat dia, yaitu Morgan kaka kandungnya sendiri dan juga Ilham orang yang ia sukai. Ia juga merasakan kakanya sering pulang malem enath mengapa. Karena dia penasaran ia ingin menanyakan ke kakanya. Waktupun berlarut hingga malam kakanya tak kunjung pulang yang membuat Taya tidak tahan ingin tidur saat itupun ia ketiduran karena menunggu Ka Morgan yang belom pulang.

Esokan hari ia bangun pagi, ia pun juga kelupaan ingin menanyakan tentang SM*SH ke kakanya. Ia dan Morgan bergegas berangkat ke sekolah bareng. Sesampai di sekolah di depan gerbang sudah ada Ilham cs.
"Pagi, Taya. Kenalin ini temen-temen gue yang kemarin gue bilang masih nungguin mereka, ini Rangga,Bisma,Reza,Dicky dan Rafael." Ilham menyapa Taya dan juga mengenalkan personil SM*SH yang Taya tidak ketahui.
"Oh, pagi juga. Salam kenal." Taya dengan ramah menyapa semuanya.
"Hello, Taya salam kenal ya." Rangga,Bisma,Reza,Dicky dan Rafael serempak menyapa Taya.
Ka Morgan selesai memarkirkan mobilnya dan mengajak yang lain untuk masuk ke sekolah barengan. Saat sedang berjalan di koridor semua orang memandang Taya karena Taya bisa akrab dengan anak terkenal di sekolah yaitu Ilham,Kakanya sendiri,Rangga,Reza,Dicky,Bisma dan Rafael. Sesampai di depan kelas Ilham mengajak Taya untuk duduk bareng lagi.
"Ta, duduk bareng yu." ajak Ilham.
"Hayu, mau banget." jawab Taya.
Dengan jawaban Taya, Ilham sangat bersemangat. Yah seperti biasa bel berbunyi untuk masuk ke kelas.Usai semua pelajaran dan saat itu pun pulang Taya di tawarkan untuk pulang bareng dengan Ilham , tanpa pikir panjang Taya menerima ajakan Ilham.
"Ta, pulang bareng yu." ajak Ilham.
"Boleh, tapi gue bilang ke Ka Morgan dulu ya." jawab Taya dengan senyum.
"Gak usah Ta, tadi gue udah minta ijin ke Morgannya kok." Ilham memegang tangan Taya untuk langsung pergi.
"Oh, oke kalo gitu." jawab Taya dengan polos.

Sampailah Taya di rumah. Ta terasa juga waktupun terus berlalu beberapa bulan berlalu. Taya dan Ilham semakin dekat dan semakin dekat. Perasaan mereka berdua semakin terasa sampai suatu malam Ilham mengsms Taya :

Hai, Taya.
Ini gue Ilham. Besok kan hari Minggu mau gak lo jalan bareng gue. Ada hal yang pengen banget gue omongin sama lo, peting!!

Taya entah tau darimana Ilham mendapatkan nomornya. Ia bertanya ke Ka Morgan.
"Ka, kaka yang ngasih nomor Taya ke Ilham ya, kan kaka deket sama Ilham?" tanya Taya dengan penasaran.
"Gak ah de, mungkin kamu pernah waktu itu ngasih coba inget-inget dulu." jawab Morgan dengan kebingungan.

Dengan jawaban Ka Morgan, Taya beranjak ke kamarnya untuk berpikir. Lamanya ia berpikir dia masih saja belum ingat, karena ia jenuh ia menyalakan TV di kamarnya kebetulan ada berita tentang BoyBand dan ternyata BoyBand itu SM*SH. Setelah Taya menonton tayangan tadi, karena ia kenal betul dengan wajah-wajah semua personilnya, ia ingat-ingat ternyata saat pertama ia kenal Ilham, kata orang-orang Ilham tergabung dalam SM*SH sehingga dia terkenal dan salah satunya adalah kakanya sendiri dengannya ia ingat, bergegas ia menanyakan SM*SH ke Ka Morgan yang telah lama ia tunda.
"Ka, kaka kenal gak sama BoyBand SM*SH?" tanya Taya yang begitu penasaran.
"Hmm... kenal kenapa gitu adekku sayang?" jawab Ka Morgan dan juga bingung mengapa adiknya tiba-tiba menanyakan tentang BoyBandnya.
"Oh, kaka salah satu personilnya kan? Jujur ka? Ko kaka gak pernah cerita?" tanya taya yang penuh penasaran.
"Iya, iya de , maaf ya kaka gak jujur ke kamu, sebenernya Ilham temen kamu juga salah satu personilnya." jawab Ka Morgan dengan wajah yang penuh penyesalan tidak memberitau adeknya.
"Hah? Aku gak nyangka.." jawaban Tanya terpotong oleh Ka Morgan yang takut adiknya akan marah kepadanya.
"Maaf de beneran kaka minta maaf , kaka gak mau bikin kamu marah kok." jawab Ka Morgan dengan muka ketakutan.
"Ih gapapa kak , aku mau bilang gak nyangka banget lho kak kalo kaka salah satu persnilnya. Aku bangga sama kaka bener keren itu BoyBand. Berarti kalo aku jadian sama Ilham direstuin dongg.. Upss.."jawab Taya yang penuh kegembiraan atas karya kakanya juga orang yang ia suakai dan ia juga keceplosan ngomong sesuatu.
"Ngomong apa de? Ciee yang lagi jatuh cinta, kok gak ngomong ke kaka, ia lah pasti kaka restuin lagian kalian udah lama kenal dan juga cocok." jawab Ka Morgan dengan bingung dan juga gembira atas jawaban adiknya.
"Hehehe... berarti besok boleh dong aku jalan sama Ilham?" tanya Taya yang sangat ingin dapet izin dari kakanya.
"Iya, iya boleh kok." jawab Ka Morgan.
Atas jawaban kakanya Taya pun membalas sms Ilham tadi
Hei juga Ham.
Emang mau ngomong apa? Ya udah bisa kok besok.

Sms dari Taya di terima oleh Ilham, Ilham membalas sms Taya dengan sangat gembira.
Makasih Taya mau neriama tawaran aku. Besok aku jemput kamu jam 7 malem di rumah kamu.
Bye besok. I miss U..

 Dan sms dari Ilham diterima juga oleh Taya, Taya yang membaca sungguh kaget ada kata-kata I miss U di sms Ilham. Taya entah begitu mengerti dengan sms Ilham karena ia sangat gebira, jadi ia menjawwab sms Ilham
Miss U too...

  Keesokan malam Ilham pun menjemput Taya di rumahnya. Sebelum pergi Taya pun berpamitan kepada Ka Morgan. Taya hanya terdiam saat di perjalanan entah ia tidak tau mau di bawa kemana oleh Ilham. Sesampai tempat tujuan ia di suruh turun oleh Ilham dan melihat pemandangan di sekelilingnya.
"Taya ayo turun liat sekeliling elo." ajak Ilham dengan senyuaman khasnya.
"Indah banget pemandangannya, Ham, gue suka banget. Oh, iya mau ngomong apa, Ham?" tanya Taya kepada Ilham dengan penasaran juga ttakjub melihat pemandangan di sekeliling mereka berdua.
"Gini Taya, tapi lo jangan marah ya, sebenernya dari awal gue ketemu sama lo gue sebenernya..." pembicaraan Ilham terhenti oleh Taya yang menutup bibir Ilham dengan jari telunjuknya.
"Gue tau Ham, lo udah suka dan sayang sama gue kan semenjak pertama bertemu. Gue tau itu Ham karna gue juga ngerasain seperti itu. Jadi sekarang terserah sama lo." jawab Taya yang menatapi Ilham dengan penuh perasaan tiada kedip.
"Lo, mau gak jadi pacar gue?" tanya Ilham sambil menatap Taya dengen penuh kasih sayang.
"Gue, mau Ham jadi pacar lo." jawab Taya dengen gembira.
"Gue jannji bakal jagain lo, sayangin lo. You In My Heart Taya."  jawab Ilham dengen kata-kata romantis.
"You In My Heart Ilham." Taya membalas dengan penuh kasih sayang.
Lalu Taya meletakkan kepalanya di bahu Ilham sambil melihat bintang. Tanpa sadar Ilham dan Taya sudah di lihat oleh Ka Morgan dan yang lain. Ka Morgan bahigia akhirnya adik kesayangannya jadian sama Ilham. Saat itu Ka Morgan dan yang lain keluar mengejutkan Ilham dan Taya sambl menyanyikan lagu SM*SH 'Tak ada yang bisa memisahkan cinta Ilham dan Taya, waktupun takkan teegaa.. Ilham dan Taya selamanya..' Ilham dan Taya pun terkejut, lalu mengajak lainnya untuk merayakannya di situ sambil melhat bintang di langit.
"Taya you in my heart..." Ilham berbisik.

"Ilham you in my heart too..." bisik balik Taya.
Dan begitulah seterusnya Ilham dan Taya menjadi sepasang kekasih yang sangat romantis.
Alya Devi Putri Safira
@alya_devi
SMP Negeri 13
Bandung, Jawa Barat 

The Truth Is

The Truth Is


“UHH, apaan sih, mentang-mentang udah terkenal sekarang gue ditinggal gitu?” gumam Shayna gusar. Shayna adalah teman sejak kecil Dicky. Mereka adalah sahabat, yang selalu bersama-sama. Dari kecil mereka sudah sering main layangan bareng, main ini itu bareng. Bahkan mereka pernah dikejar seseorang yang Shaynam, tinggi besar seperti raksasa karena tidak sengaja memecahkan kaca mobil orang itu. Dicky dengan gagahnya menarik Shayna ke belakangnya untuk sembunyi, walaupun akhir-akhirnya Shayna masuk ke got, sih. Tapi tetap saja.
“Udah deh, sabar. Dia kan sibuk.” Kayla menanggapi dengan malas.
“Gue tau, tapi masalahnya Kay, lo tau sendiri dia tuh dulu baik banget. Sekarang apaan, bbm aja di read doang!” Shayna memelototi blackberry-nya dengan geram, seakan-akan itu salah bbnya, bukan salah Dicky.
“Masa lo gak seneng sih dia jadi terkenal, Dicky kan sekarang udah keren gitu. Tadinya item-item gimana gitu.” Kayla terkekeh geli.
Shayna cemberut. “Apasih lo. Lo tau gue udah ada affair sama dia sejak dulu.” Katanya.
“Er, oke.” Kayla tertawa. “Tapi serius gue lebih suka Bisma.”
Shayna memutuskan untuk tidak menjawab dan memainkan hpnya lagi, desperately nge-ping bbm Dicky. Shayna udah gondok banget... Ketika Dicky membalas.
DickySori, abis tampil di DeRings. Lo nonton kan Shay?
Shayna mengerutkan kening. What? Boro-boro gue tau, lo bilang aja engga. Pikirnya sinis dalam hati.
ShaynaLo ga bilang ke gue, mana gue tau Ky.
Ia meninggalkan hpnya dengan gusar lalu mulai mengobrol hal-hal yang tidak jelas dengan Kayla.  Shayna tidak memedulikan bbnya yang bergetar-getar dengan gilanya. Ia juga tidak mau berharap banyak itu Dicky. Palingan juga BM.
“Na, bb lo geter mulu tuh. Berisik.” Kayla bergumam. Ia memang akan tidur, berhubung waktu menunjukkan pukul 2 siang dan saat itu hari sedang panas-panasnya. Memang lebih enak nyalain AC lalu tidur.
“Paling bm Kay.” Shayna bergumam malas.
“Coba aja liat. Atau engga lo matiin bbnya. Males tau dengernya ntar gue kebangun gimana.” Kata Kayla yang segera tertidur pulas.
“Ga punya perasaan ya lo...” Shayna berbicara pada dirinya sendiri lalu mengambil hpnya. Ia melihat ada 4 bbm masuk dan 13 missed call. Shayna memutuskan untuk mengeceknya.
BBM dari Janice, Gina, Josh dan... Dicky. Jantung Shayna langsung berdetak cepat melihatnya. Astaga. ASTAGA DICKY BBM GUE LAGI. Pikirnya. Ia agak panik, tapi juga senang. Dengan cepat ia mengecek bbm dari dicky.
Dicky
Shay, kita jalan yuk
Dicky
Gue jemput lo jam 3
DickyShay gue telponin kok ga bales-bales sih
DickyPING!!!
Shayna speechless. “ASTAGA DICKY NGAJAK GUE JALAN!” Ia menjerit setelah beberapa lama memproses apa yang baru dia baca. Ia buru-buru membalas ‘Oke, gue tunggu’ ke Dicky dan menjerit penuh kemenangan.
“WOI BERISIK!” Kayla menjerit dan melempar bantal ke muka Shayna yang tidak peduli sama sekali. Shayna melihat jam dan menjerit lagi.
“What the, udah jam 2.15? Kay, gue mau pergi. Dicky ngajak jalan.” Kata Shayna panik dan langsung ngibrit ke kabar mandi, meninggalkan Kayla yang terbengong-bengong.
Kayla tertawa. “Dasar, udah kangen banget ya sama Dicky.”
Jam 3 kurang 15 menit, Shayna sudah siap. Ia dan Kayla menunggu di ruang tamu ketika mendengar suara bel di depan. Itu Dicky. Shayna lari ke gerbang dan membuka pintunya lalu memeluk Dicky erat-erat.
“DICKY! Astaga gue kangen sama lo.” Shayna tertawa.
“Ah, gue kan emang ngangenin.” Dicky menjulurkan lidahnya.
“Engga, kalo misalnya lo bales bbm gue dan nelpon gue juga setelah lo terkenal kan gue gabakal kangen.” Kata Shayna polos. Dicky menatapnya dan tersenyum kecil.
“Maaf ya Shay. Gue juga kangen sama lo, tapi... Ya, gue sibuk banget.”
“Ky! Gue titip salam sama Bisma.” Kata Kayla dari depan rumah. “Sukses ya date nya.” Ia tersenyum nakal dan Dicky memutar bola matanya.
“Udah diemin aja.” Kata Shayna licik. “Bye Kayla sayang! Kunci pintu ya MUAH!” lanjutnya dengan semangat dan melambai-lambai.
“Masuk, Shay.” Kata Dicky yang sudah terbiasa dengan hypernya Shayna. “Kayanya udah gue bilang pagi-pagi jangan makan coklat.” Kata Dicky sambil menyalakan mobil.
“Abis gue beteeee.” Shayna cemberut. “Ngomong-ngomong kita mau kemana ya?” tanyanya, merasa malu karena di ajak jalan tapi tidak bertanya tujuannya. Main bilang iya aja.
“PVJ paling.” Dicky tertawa. “Lo mau ga jalan sama anak SM*SH yang lain?”
“Well...” Shayna mengangkat bahu. “Gue sih mau-mau aja. Bisma juga ganteng... Banget.” Katanya iseng. Menurutnya sih Bisma biasa aja, Dicky tetep the best. Tapi ya, namanya juga iseng.
“Gantengan gue sih.” Kata Dicky, merasa Shayna menurunkan ego nya sebagai seorang laki-laki.
“Dih, sensi banget lo. Eh gue yang pilih musiknya.” Kata Shayna, tidak menunggu jawaban Dicky namun mengambil satu CD dan menyetelnya.
“Gasopan lo.” Dicky tertawa. Ia hanya bercanda. Shayna memang boleh melakukan apa saja di mobil ataupun di rumahnya. Mereka sudah seperti saudara, walaupun sesungguhnya Dicky berharap lebih. Ya... Dicky suka Shayna.
Mereka berdua saling suka, tapi mereka tidak pernah mengakuinya. Paling tidak, mereka tidak mengakuinya ke sesama. Jadi hanya teman-teman mereka yang tahu. Mana mungkin mereka jadian kalau salah satunya tidak bilang?
Sebenarnya Dicky mau-mau saja nembak Shayna, tapi yaa, Dicky takut Shayna menolak lalu hubungan mereka tidak seperti ini lagi. Akan jadi kaku dan sangat awkward. Dicky takut.
Dicky menghela napas dan mendengarkan Shayna bernyanyi.  Lagunya Mary’s Song (Oh My My My) oleh Taylor Swift. Dicky tidak terlalu tertarik untuk mendengarkan lagu Taylor Swift, tapi ia meletakkan CD Taylor Swift di mobilnya agar Shayna yang gila Taylor Swift bisa mendengarkan lagunya.
She said, 'I was seven and you were nine
I looked at you like the stars that shined
In the sky, the pretty lights'
Dengan segera Dicky teringat saat itu... Ketika papa dan mamanya Dicky mengenalkannya dengan Shayna.
“Ayo gih kalian kenalan.” Mama Dicky membujuknya.
“Gamau ah ma...” Dicky berkata malas. Ia hanya memperhatikan gadis kecil itu yang menatapnya bingung.
“Mom, I don’t want to talk to him. He’s got cooties.” Kata gadis kecil itu merengek. Ibu Shayna memang orang Inggris, makanya Shayna bisanya bahasa Inggris. Dicky bisa berbahasa Inggris. First Language-nya adalah Inggris karena ia diajarkan oleh ibunya yang ingin ia sukses ketika besar nanti.
“What? Why cooties. I don’t have cooties.” Kata Dicky marah.
“You do...” kata gadis itu.
“Go on, sunshine. Boys don’t have cooties, anyway.” Kata Janet Kuncoro, mamanya Shayna.
“Ok... Mom.” Kata gadis itu setengah hati. Ia mendekati Dicky, namun masih menatap lantai. “Um, my name is Shayna.”
“I’m Dicky.” Kata Dicky.
“Um... Nice to meet you.” Kata Shayna dan saat itu Shayna menatap mata Dicky. Mereka menatap mata masing-masing dalam waktu yang cukup lama. Kenapa?
Dicky melihat mata Shayna bersinar indah. Indah seperti lampu gedung-gedung di malam hari, seperti kunang-kunang.
“Nice to meet you too.”
And our daddies used to joke about the two of us
Growing up and falling in love
And our momma smiled and rolled their eyes
.
And said, 'Oh, my, my, my'
Dicky tertawa kecil, sambil tetap menyetir ia mengingat berbagai kenangan saat sedang bersama Shayna.
“Kalian main berdua terus. Shayna, sweetie, you don’t want to play with the girls?” tanya Pak Kuncoro, papa Shayna.
“No daddy, Dicky is cool.” Kata Shayna senang.
“How about you, Dicky? Ga mau main sama Josh dan lain-lain?” tanya Papa Dicky.
“Nope Dad. Shayna aja udah cukup, mereka gaseru.”
Papa mereka berpandangan dan tertawa. “Ah... Then we will just have to wait, I guess.” Kata Papa Shayna.
“Wait for what, Daddy?” tanya Shayna bingung.
“Apa Om?” tanya Dicky bingung.
“The wedding, of course.” Kata Papa Shayna geli.
“Ya, kalian kalau sudah besar pasti akan menikah. Trust me.” Kata Papa Dicky senang.
“WHAT!” Shayna menjerit. “I am so not going to marry him. Kita ga temenan lagi, Dicky. I don’t want to marry you.”
“What, I don’t wanna marry you either.”
Mama mereka tertawa dan memutar bola matanya. “Oh, My.”
“They are old farts, sweetie. You don’t have to marry each other.” Kata Mama Shayna lembut.
“Really?” tanya Shayna.
“Yeah, really.”
“Okay. Dicky, I’m sorry.”
“Me too.” Kata Dicky. Mereka kembali bermain balok, membentuk kastil dan lain-lain.
Take me back to the house in the backyard trees
Said you would beat me up, you were bigger then me
You never did, you never did
Take me back when our world was one lot bad
I dared you to kiss me and ran when you tried
Just two kids, you and I, oh, my, my, my, my
Dicky teringat hari itu. Mereka sama-sama berumur 12 tahun, dan hari  itu hari ulang tahun Kayla. Dicky ingat, Kayla marah karena Dicky dan Shayna mendiamkannya karena mereka terlalu senang bermain berdua saja.
“Kalian jahat!” Kayla marah-marah.
“Sorry, Kay.” Kata Shayna.
“Shay, let’s run. Get away from her. She’s EVIL!” bisik Dicky.
“Yes.” Shayna menangguk. “Kabur kemana?”
“Well, kita lari ke rumah pohonnya!” katanya.
“Sorry, Kay, you’re really evil now. Aku gamau nemenin, sama Dicky aja.” Kata Shayna polos. Mereka lari ke rumah pohon dan Dicky segera naik.
“C’mon Shay. Kamu tuh lelet banget, aku aja bisa ngalahin. Gimana sih.” Kata Dicky, berusaha menyemangati Shayna dengan caranya sendiri. Shayna berusaha untuk naik juga tapi ia terpeleset dan jatuh.
“Ouch! Dicky... It hurts.” Ia sesenggukan.
“Don’t cry. I’ll help you.” Kata Dicky dan ia kembali melompat turun. Ia mengecek lukanya dan membersihkan luka Shayna, lalu mencium lukanya. “Mom always kissed my wounds. It will be better.”
“Thanks.” Kata Shayna tersenyum.
“You’re welcome.” Dicky tertawa kecil. “Terus, aku dapet apa nyembuhin kamu?”
“Hmm...” Shayna menutup matanya, berpikir. Lalu senyum licik muncul di bibirnya. Ia tertawa dan menatap Dicky. “You could kiss me. I know you want to.”
Wajah Dicky merah merona sekarang. Shayna tau Dicky suka Shayna dan katanya orang yang saling suka boleh mencium pipinya... Kayla yang bilang. “I could?” tanya Dicky.
“Sure. Now, one two...” Pada hitungan ketiga, Dicky maju untuk mencium pipi Shayna tapi Shayna tidak ada. Ia mencari-cari Shayna dengan panik dan melihat Shayna berlari ke arah rumah Kayla.
“Poor ya! Not getting any!” katanya nakal.
Well, I was sixteen when suddenly
I wasn't that little girl you used to see
But your eyes still shined like pretty lights
“Happy birthday Shayna! Ah, now you’re sixteen!” kata Dicky senang.
Shayna memutar bola matanya. “Dicky, udah deh, gausah gitu. Kenapa sih lo masih ngomong sama gue pake bahasa Inggris? I mean, lo liat kan temen-temen mandang kita aneh gitu?”
Dicky mengerutkan keningnya. “Shay?”
“Denger... Lo jangan ngomong sama gue pake bahasa Inggris lagi. Ayolah Dickyyy, lo masih ga bisa ngomong ‘gue’ dan ‘lo’, itu kan aneh banget.”
Dicky cemberut. “Shay, you know I can’t get rid talking English with you.”
“Ow, it’s not funny. Aku gamau diliat aneh lagi, Ky. Oke?”
Dengan berat hati Dicky mengangguk. “So... Selamat ulang tahun.”
“Makasih.” Shayna tersenyum dan mencium pipi Dicky.
Dicky tersenyum, lalu Shayna tertawa. “Ngapain lo senyum-senyum sendiri? Eh, ngomong-ngomong udah mau nyampe!” katanya senang.
“Iyaiya. Eh, Shay... Lo bisa sampe malem gitu ga?” tanyanya. Dicky ada rencana khusus untuk Shayna.
“Bisa lah, lo kira gue umur berapa? Eh jangan bilang SM*SH mau tampil di PVJ.”
“Iya.” Kata Dicky malu. “Lo bisa dateng kan? Lo mau kan?”
“Lah, gue udah sama lo sekarang. Masa gue mau pulang naik taksi, ya mau lah.” Shayna tertawa. “Ngomong-ngomong kenalin gue sama BISMA!”
“Iyaiya.” Kata Dicky sebal. Kenapa Bisma, kenapa gak Dicky?
Jadi Dicky mengenalkan Shayna pada personil SM*SH yang lain dan Shayna hanya tersenyum kecil pada Bisma. Shayna dan Bisma sempat berbincang-bincang sebentar dan mereka terlihat sangat nyaman berdua, bahkan tertawa bersama. Dicky hanya menatap mereka berdua dengan muka kusut.
“Lo suka sama Shayna kan?” kata Morgan tiba-tiba.
“Apaan sih lo.”
“Ngaku.” Morgan nyengir.
“Ih... Oke, gue suka.” Dicky memutar bola matanya malas.
“Tembak dong.”
“Masalahnya bukan itu, tapi... Gue takut dia nganggep gue sodara doang.” Kata Dicky. Ia menceritakan duduk permasalahannya pada Morgan yang mengangguk-ngangguk entah karena berpikir keras atau sok tahu.
“Menurut gue sih lo bilang aja.” Kata Morgan. “Daripada diambil Bisma.” Tambahnya bercanda.
Dicky menghela napas. “Iya juga sih. Yaudah deh.”
Mereka berputar-putar secara terpisah, tapi tentu saja Shayna bersama Dicky. Yang bikin Dicky super sebel itu karena Bisma juga ikut, dan Shayna nyuekin Dicky.
“Shay... Kok ngobrol sama Bisma terus sih.” Kata Dicky bete.
“Apa lo, biasanya juga nyuekin gue kan? Suka-suka.” Kata Shayna males. “Lagian, kita lagi ngomongin Kayla sih.”
“What? Jadi, Bisma... Lo mau kenalan sama Kayla?”
“Iya, abis kayanya anaknya seru. Cantik juga.” Kata Bisma.
“Oke...” Dicky jadi ngerasa gaenak karena udah nuduh Bisma yang engga-engga. Akhirnya sampe waktunya tampil Shayna nunggu di belakang panggung, ngobrol dengan penata rias dan kostum.
“Oh, jadi ini mbak Shayna yang biasa diomongin sama Mas Dicky.” Kata penata rias.
“Eh, emang Dicky suka ngomongin aku?” tanya Shayna bingung.
“Loh iya ta mbak, sering banget.” Kata penata kostum. Rupanya iya mengikuti pembicaraan penata rias dan Shayna. Shayna hanya terkekeh.
“Aneh-aneh aja dia.”
Sementara itu sehabis tampil di depan, banyak sekali fans SM*SH yang mau bicara untuk bertanya. Shayna penasaran jadi mengintip dari belakang...
“Kak Dicky! Kakak udah punya pacar belom? Kalo belom jadi pacarku dong!” kata seseorang dan Shayna menatapnya marah. Apaan sih, Dicky itu punya gue. He’s mine.
Dicky mukanya terlihat kaget namun tertawa. “Gak, gue belom punya... Tapi ya, ada sih satu cewek yang gue suka. Sayangnya dia gasuka gue.” Tambahnya sedih.
“Aduh, masa sih? Siapa namanya?” tanya fans itu lagi, kebetulan mic nya masih di dia.
“Dia sekarang dateng sama gue sih...” katanya malu.
Napas Shayna tercekat.
Dicky.
Suka.
Shayna.
Shayna jatuh terduduk di lantai saking kagetnya. Ia tidak percaya. Tapi itu sungguh terjadi. Dicky baru bilang ke salah satu fansnya kalo dia suka sama Shayna. Walaupun tidak menyebutkan nama, tapi jelas itu Shayna. Shayna sampai pusing dan ia tidak memperhatikan apa yang terjadi selanutnya.
“MBAK SHAYNA!” penata rias menatapnya kaget.
“Aduh, mbak Shayna nya jatuh?” kata penata kostum.
“Gimana nih...”
“Nggak apa-apa kok, cuma agak kaget aja.” Shayna menenangkan.
“Bener nih mbak?” tanya penata riasnya.
“Bener.”
Personil-personil SM*SH satu persatu masuk ke dalam. Dicky terakhir masuk dan melihat Shayna.
“Shayna, lo jatuh? Aduh kok bisa jatuh...” katanya panik lalu membantu Shayna berdiri. Shayna menolak dan menahan tangan Dicky.
“Dicky, tell me now. Do you really like me?” tanya Shayna. Ia memutuskan untuk berbicara dengan bahasa Inggris, karena ia tahu Dicky masih ingin berbicara seperti dulu lagi, hanya karena Shayna melarang ia tidak melakukannya.
“Shayna... I do. I think I love you, not just a simple crush. No, Shay, I love you.” Kata Dicky.
Shayna menghela napas panjang. “I love you too.”
THE END
Translations
Mom, I don’t want to talk to him. He’s got cooties. = Ma, aku gamau ngomong sama dia. Dia berpenyakit.
What? Why cooties. I don’t have cooties. = Apa? Kenapa penyakit. Aku ga punya penyakit kaya gitu.
You do... = Kamu punya.
Go on, sunshine. Boys don’t have cooties, anyway. = Ayo, sayang. Laki-laki gapunya penyakit seperti itu.
Ok... Mom. Um, my name is Shayna. = Oke, ma. Em, namaku Shayna.
I’m Dicky. = Aku Dicky.
Um... Nice to meet you. = Emmm salam kenal.
Nice to meet you too. = Salam kenal juga.
Shayna, sweetie, you don’t want to play with the girls? = Shayna, kamu gamau main sama anak-anak cewek yang lain?
No daddy, Dicky is cool. = gak pa, Dicky seru kok.
How about you, Dicky?  = gimana dengan kamu, Dicky?
Nope Dad.  = Gak, yah.
Ah... Then we will just have to wait, I guess. = Kalo gitu kita tinggal nunggu, sepertinya.
Wait for what, Daddy? = nunggu apaan, pa?
The wedding, of course. = Pernikahannya, lah.
Trust me. = Percaya padaku.
WHAT! I am so not going to marry him. = APA! Aku ga akan nikah sama dia!
I don’t want to marry you. = Aku gamau nikah sama kamu.
What, I don’t wanna marry you either. = Apa, aku juga gamau nikah sama kamu.
Oh, My. = astaga
They are old farts, sweetie. You don’t have to marry each other. = mereka orang-orang tua nyebelin. Kalian gausah menikah kok.
Really? = beneran?
Yeah, really. = iya, beneran.
Okay. Dicky, I’m sorry. = oke. Dicky, maaf.
Me too. = aku juga.
Shay, let’s run. Get away from her. She’s EVIL! = Shay, ayo lari. Kabur. Dia jahat.
Sorry, Kay, you’re really evil now. = Maaf Kay, tapi kamu emang lagi jahat.
Ouch! Dicky... It hurts.  = Aduh! Dicky... Sakit.
Don’t cry. I’ll help you. Mom always kissed my wounds. It gets better. = Jangan nangis, sini aku bantu. Mama selalu mencium lukaku, dan jadi membaik.
You’re welcome. = Sama-sama
Hmm.. You could kiss me. I know you want to. = Hmm, kamu boleh cium aku. Aku tau kamu mau.
Could I? = Aku boleh nih?
Sure. Now, one two... = Tentu. Sekarang, satu... Dua...
Poor ya! Not getting any!  = Kasian deh ga dapet apa-apa!
Happy birthday Shayna! Ah, now you’re sixteen! = Selamat ulang tahun Shayna! Sekarang kamu udah 16 tahun...
Shay, you know I can’t get rid talking English with you. = Shay, kamu tau aku gabisa kalo ga ngomong bahasa Inggris sama kamu.
Ow, it’s not funny = Ah, galucu
Dicky, tell me now. Do you really like me? = Dicky, kasih tau aku sekarang. Kamu beneran suka sama aku?
Shayna... I do. I think I love you, not just a simple crush. No, Shay, I love you. = Shayna, beneran. Aku bahkan sayang sama kamu, bukan suka-sukaan doang. Shay, aku sayang sama kamu.
I love you too. = Aku sayang sama kamu juga.


Pelangi Shafira Maharani
@AnggieeMrz
Al-Izhar Pondok Labu

Jakarta, Jawa Barat

Perasaan Yang Tak Pernah Mati


'aku ingin mengungkapkan semua , aku ingin dia tahu , aku ingin dia punya rasa yang sama seperti ku' batin ku dalam hati .
'kish lagi ngapain kamu di teras sendirian' ucap ka bella , 'ga ngapa-ngapain kok kak' ucapku sambil berdiri dan masuk ke dalam rumah .
'Rafael..Rafael..Rafael' bibirku terus mengulang nama itu . Ya Rafael dia yang membuat aku selalu berada di teras depan , entah menunggunya atau sekedar melihatnya lewat dengan motornya , ya dia tinggal di samping rumahku . Pikiran ku hanya tertuju padanya , tertuju pada senyuman khasnya , sampai aku tak sadar handphone ku berdering dengan dan kerasnya membuyarkan semua khayal dan lamunanku .
'halo ini siapa ?' ucapku
'maaf ini aku rafael , boleh aku pinjam buku Breaking Dawn milik kamu' ucap rafael di seberang sana
'oh rafael , iya boleh , bdw dapet dri mna no aku ?'
'dari bella' ucapnya .
'ohh' hanya itu yang bisa aku ucapkan ..
' oke , besok aku ambil bukunya ' lanjutnya .
Belum sempat aku berbicara dia langsung mematikan handphone'y ..
                              ***
Hari ini rafael datang mengambil buku yang ingin dia pinjam .
'kish , mana bukunya ?' tanya dia
'oh iya ini ' dengan sigap kuberikan buku itu ketangannya , dan OH ! Aku tak sengaja memegang tangan'y , dia tersenyum tulus kepadaku , seakan ada sesuatu yang ingin dia ucapkan , dan Jreng dia bilang 'kamu lucu' sambil mencubit pipiku , dan aku pun serasa meleleh mendengar ucapnya . Hangat tangan nya masih terasa sampai sekarang ..

ku lihat ka bella tersenyum dengan manisnya , dia berkata 'Kish kaka mo ngenalin cowok baru kaka , ntar ketemuan di bioskop aja ya' ucap ka bella
'iya , kalo PMRnya dah kelar yaa' ucap ku
'ahh kamu ! Harus dateng ! Pasti kamu kaget deh ' jelas ka bella
'ngapain kaget ? Ga penting ! ? Ucapku smbil pergi ..
                        ****
'ish lama banget sih ka bella' ucap ku menggerutu.
Ku lihat seseorang di seberang sana , dan aku kenal siapa dia .
'maaf adeku sayang , kaka terlambat , kenalin ini pacar kaka RAFAEL , udah kenal dong pasti' ucap bella sambil tersenyum.
PLAK , aku seperti di tampar , tak terasa butiran-butiran air mata ku jatuh dengan derasnya , dan aku berusaha menyembunyikannya .
'yuk nonton ' kata rafael smbil menarik tangan ku dan tangan ka bella , segera kutepis 'duluan ajjah' ucapku .
Rafael dan bella berjalan duluan , dan oh mereka tidak sadar kalau ada mobil yang melesat ke arah mereka !
Kakaaa .. Ku dorong mereka berdua , mereka selamat , tapi aku ? Aku tidak tahu aku bgaimana .. Yang aku ingat aku tersungkur di aspal dan mataku tertutup untuk selamanya ..
Love you rafael ..


Kisthy Irianny
@kisthykitty
SMKN 1 KUALA KENCANA
TIMIKA,PAPUA

You Heart Me Boy


DAMN !! Diluar panas, mau nggak mau harus keluar demi tugas dari Bu Sri yang dikumpul minggu depan, yap GRAMEDIA jadi tujuan utama  untuk mencari buku yang harus aku beli untuk bahan tugas itu. Bete sih karna pergi sendiri , karna Rangga sahabatku ngga bisa ikut karna ada latihan dance  , padahal ini tugas berdua.
Sampe di Gramedia, Petualangan cari buku itupun dimulai, namun kurang lebih 30 menit  buku itu ngga ketemu juga. sempat aku pengen ngamuk ngebanting semua buku-buku yang ada disana tapi, oo itu dia keselip dipojok sana.. dengan perasaan yang lega aku jalan kesana, tapi… seorang lelaki tiba-tiba mengambil buku itu  dan sialnya buku itu cuma ada satu . Tiba-tiba emosi aku merasa terpancing.
“ eh maaf mas, itu buku udah mau aku ambil , seenaknya aja dibawa gitu “
“ anda ngomong sama saya ?? “  sambil celingak celinguk
“ya iyalah mas sama siapa lagi ? “ jawabku yang merasa emosi makin terpancing
“ Mas ? kamu liat dong muka saya masih muda gini dipanggil Mas ? “ ujarnya sambil jalan kekasir. Aku ngga terima , pokoknya buku itu harus aku yang beli. Bukan dia ,
“mas…mas , ya udah gini deh aku minta maaf tapi bukunya buat aku ya ??? “  
“aduh ade keciil.. buku ini tuh susah nyarinya. Tugas aku bahannya disini semua ga mungkin dong aku ngorbanin ini Cuma demi bocah kaya kamu? ” dia langsung keluar selesai bayar dikasir sambil tertawa kecil.
“aduuuhh.. please dong aku butuh banget buku ini,kalau ngga bisa ngga diizinin masuk kelasss” mau ga mau aku harus bisa memohon sama orang yang bikin kesal ini.
Sejenak dia diam , dan mengambil pulpen dari ranselnya, dia menarik tangan kananku dan menulis 12 digit nomor .
“ itu nomor handphone aku , kalau ada perlu sms aja, sekarang aku mau ngampus udah telat gara-gara kamu” dia langsung menaiki mobilnya dan pergi , sementara aku masih berdiri bingung , kesal , menghadapi orang aneh barusan.. namun suara seraknya mengingatkanku pada seseorang.
Akhirnya aku pulang dengan rasa kecewa dan membayangkan wajah Bu Sri ketika mendengar aku tidak menyelesaikan tugas itu.
“Assalamualaikum…”
“Walaikumsalam… ih kusut banget muka lo Wid, dari mana ?” Tanya Reza, yang sedang nonton bersama adik dan sahabatnya , Ilham dan Dicky.
Reza dan Ilham adalah saudara sepupu yang paling dekat dengan aku, bahkan Dicky sahabat mereka sudah seperti saudaraku sendiri.
Aku cerita semua yang terjadi di Gramedia tadi kepada mereka bertiga , hasilnya ? mereka malah ketawa. Makin beteee…
“ Ih malah ketawa ya , bukannya belain.. siapa yang ga kesel coba ? gue kan udah mahasiswi masih dibilang bocah ? ade kecil ? “
“ ya mungkin dia nilai lo karna sikap lo tuh yang masih anak-anak. Udah jelas-jelas dia duluan yang ngambil ya berarti dia yang beli, kecuali dia ngambil dari tangan lo..” ujar dicky
Sebenarnya yang dibilang Dicky tu jauh lebih masuk akal dari pada pendapat aku sendiri tentang cowo tadi. Tapi anehnya aku masih ngga bisa terima.
“Oo iya Wid, kita udah rekaman loh.. Insyaallah minggu depan udah bisa Debut di Inbox sctv “ Ilham memecahkan lamunanku.
“wah bagus dong… cuman bertiga aja ?Rangga gimana?” kataku semangat
“engga lah, kita bertujuh.. seven man as seven heroes (SM*SH) , keren ga namanya . besok kita mau latihan jam 11, lo ikut nggak ? Rangga juga .. ntar gue kenalin deh sama anak-anak yang lain..mereka semua asik-asik kok  “ reza menjelaskan tentang boybandnya itu.
Akhirnya setelah pikir-pikir aku yang merasa tertarik memutuskan untuk ikut dengan mereka besok , lagian besok juga ngga ada kuliah.
Dikamar , aku kembali memikirkan Bu Sri . Ahh membayangkannya saja takut apalagi aslinya. Terbesit dipikiranku untuk menelpon Rangga, dan menceritakan semua yang aku alami tadi , tapi dia menanggapi biasa banget. Karna kesal aku memutuskan telponnya. Kenapa Rangga biasa saja mendengar cerita aku ? malahan dia ketawa , kalau aku nggak dapat bukunya tugas kita berdua ngga bakalan selesai dong ?
Tibatiba aku ingat goresan ditangan tadi siang, ya.. nomor handphone cowo itu , akhirnya aku telpon dia..
“hallo..” seseorang menjawab telponku dengan suara seraknya.
“halo ini mas yang tadi digramedia kan ?”
“ ooh ini pasti ade kecil tadi ya ,?”
“terserah deh mas mau bilang aku apa.. aku Cuma mau minjam buku itu buat di photocopy, please ya mass… buku itu penting banget ! “
“yaudah..yaudah, ini karna saya baik ya. saya pinjemin ,nanti saya kirimin alamatnya besok kita ketemuan disana .dan jangan panggil aku mas lagi,OK ! “
“iya deh , makasi ya”
Tidak lama setelah telpon ditutup masuk sms yang berisi alamat sesuai dengan janjinya tadi. Alhamdulilah , walaupun Cuma photocopy yang penting bisa mengerjakan tugas dari Bu Sri.

Keesokan Harinya ,
“ za , lo latihan jam 11 kan ? kita pergi sekarang aja gimana ? temenin gue bentar ya, abis itu langsung ke tempat kalian latihan deh “
“ Iya deh, tapi ngga pake lama ya soalnya gue ngga mau telat latihannya”
Hufttt.. akhirnya .
Dijalan , reza menanyakan alamat yang akan dituju , aku memperlihatkan sms cowo tadi malam.
“lohhh.. ini kan alamat tempat latihan gue Wid.. “ Reza terlihat agak kaget
“hah ?? tempat latihan lo ?? “
“ dia tinggal disekitar situ kali.. atau dia mau latihan juga disana , atau… “
“ Stop.. lo malah bikin gue makin pusing ky “ aku segera memotong omongan dicky.
Sesampainya disana , aku mengikuti Reza, Dicky dan Ilham keruangan latihan mereka, dan duduk dipojok ditemani ipod kesayanganku. Kembali pikiran tentang cowok kemaren menghantui , siapa dia ? kenapa alamat yang dia beri sama dengan tempat latihan Reza ? apa dia kenal Reza ? Ilham ? Dicky ? atau bahkan Rangga ??
“ Woyy… “ 2 cowok keren masuk kedalam ruangan , dan menyapa Reza,ilham,dan Dicky. Mereka hanyut dalam obrolan , sementara aku merasa cukup bete dicuekin dan bete nunggu cowok yang sampai sekarang ngga tau namanya itu.
“Wid.. sini , nih kenalin “ panggil Ilham
“ ini ka Morgan dan ini cocoh Rafaell “ Reza mengenalkan temannya.
 “ loh katanya ada 7 orang ???” tanyaku penasaran.
“Iya Bisma masih dijalan ,ntar lagi juga nyampe”  jawab ka Morgan.
“ Bisma?? “ tanyaku dalam hati ? siapa dia ? kenapa namanya familiar sekali? Apakah dia….
Tiba-tiba Rangga datang , dan duduk disamping aku .
“ Hei Widi , tumben lo mau ikut sama Reza kesini ?  “
“ gue mau kenal aja sama anggota boyband kalian yang lain..”
“O iya Wid, masalah buku itu, udah lo lupain aja.. gue udah nitip ke teman gue. Aman kok pokoknya , lo tenang aja ! kita ngga akan dimarahin bu sri kok. Besok kita kerjain tugasnya “
“ Iyaa tapi… “ kalimat aku terpotong ketika melihat seorang cowok masuk yang rasanya aku pernah ketemu ,tapi dimana  ??
“ nah ini dia nih anaknya baru nongol..kemana aja ? ditungguin dari tadi nih.. “ Ujar Cocoh agak kesal
“ Maaf , tadi gue didepan nungguin orang tapi ngga datang2 “
Aku makin penasaran , siapa sih dia ?? aku mencoba menghampiri mereka..
“Eh Bis , kenalin nih sepupu gue “ kata Ilham
Cowok itu menatapku , mata itu rasanya pernah ku tatap dimasa lalu.. siapa dia ?
“ Bisma “ dia menyebutkan namanya
“ Widi “ balasku
“ kamu yang di Gramedia kemaren kan ? jadi lo sepupunya Reza?? “ ujarnya sambil tertawa
“Iya, jadi nama kamu Bisma , mana bukunya ? “ jawabku kesal
“ kamu pinjam dulu sama Rangga , buku ini punya Rangga . Karna aku punya tugas juga yang bahannya ada dibuku ini makanya aku pinjam dulu “ jelasnya
“hahh ???? buku Rangga ?? ”
Aku  melihat kearah Rangga , lalu Rangga menjelaskan bahwa memang dia menitip buku itu pada Bisma yang waktu itu memang sedang bertujuan mencari buku di Gramedia , dan betapa malunya aku yang susah payah memintanya kepada Bisma tapi akhirnya buku itu memang untuk aku ?? Omaygat .
Mereka semua menertawakan aku . hmmm aku rasa untuk keluar dari ruangan ini ide yang bagus, karna mereka sudah mulai latihan…
Aku menunggu mereka di kantin sambil menyantap magnum kesukaanku , tiba-tiba Bisma datang dan duduk disamping aku.
“ Wid, kamu ngga berubah ya.. “
“ ngga berubah ? jangan sok kenal sama aku deh, kita baru ketemu kemaren “
“ hehe , aku yakin kamu udah lupa semuanya, tapi aku ngga wid , ngga semudah itu aku ngelupain kamu “
Sesaat aku mulai serius menanggapi kata-katanya , dan menatapnya.
“ kamu masih ingat dulu aku sering bilang cenat cenut kalau dekat kamu ?? Lidah aku kelu kalau kamu panggil kamu , apalagi kalau kamu bilang cinta katanya tubuh aku lunglai ?”
“dan otak kamu beku kalau mikirin aku ???” aku menyambung kata-katanya
Aku seakan balik lagi ke beberapa tahun yang lalu , disaat seragam putih biru masih aku kenakan,bersama seseorang yang sangat aku sayangi dan kata-kata itu yang membuat aku ngga mau kehilangan dia, namun seiring menggoreskan kenangan indah bersama dia , dia dan keluarganya harus pindah ke Bandung. Ya..dia Bisma , Bisma seorang dancer favorit aku , Bisma yang headspin nya selalu buat aku makin mengaguminya. Dan dia adalah Bisma yang membuat aku sampai sekarang tidak bisa mencintai orang lain .
“ Kamuuuu…. ”
“ Ya.. aku Bisma karisma, Bisma yang masih mencintai kamu ” dia mengelus kepalaku.
“ Bisma… kamu tau ? aku ngga bisa mencintai orang lain , karna aku yakin kamu pasti kembali lagi untuk aku dan yang harus kamu tau kata-kata gombal kamu ngga akan pernah aku lupa ” aku berusaha menahan tangis bahagia ini.
“hehe , tapi waktu ketemu kemaren kamu sama sekali ngga ngenalin aku “
“ ya jelas aku ngga ngenalin kamu , kamu sekarang udah banyak berubah.. dari rambut,behel,semuanya deh”
“ hehe , Kamu tau ? ini semua aku rencanain cuma buat bisa ketemu kamu , aku mau disaat SM*SH bisa terkenal suatu saat nanti , aku mau kamu disamping aku? “
“ maksud kamu, apa yang kamu rencanain ???? “ aku penasaran dengan kata-katanya
Reza, Dicky dan Rangga datang.
“ Bisma yang rencanain semuanya Wid , dia pengen ketemu lo.. jadi dia pengen pertemuan kalian tu lebih berkesan gitu “ Rangga mencoba menjelaskan
“ gue ngga ngerti Rangga, apa sih maksudnya “
“ jadi gini Wid, waktu pertama anak-anak SM*SH dikumpulin sama management , gue kaget ternyata Bisma masuk juga , trus Bisma nanya-nanya tentang lo ke gue. Dan dari situ Bisma ,gue ,Rangga sama yang lain bikin rencana gimana nemuin kalian berdua ,Rangga bilang kalian punya tugas dari Dosen , dan harus nyari buku. Rangga ga mau ikut bukan karna ada latihan, tapi emang scriptnya begitu. “  jelas reza sambil tertawa.
“Owwhh jadi ceritanya gue dikerjain nih, trus kenapa buku yang gue cari tu cuma ada satu di gramedia ? “
“ Ya gampang lah Wid , tinggal minta tolong karyawannya aja “ jawab Bisma nyengir.
“aaaaaaaaaa kalian jahaaaatttt “ aku berdiri dan memukuli satu persatu cowok-cowok yang udah bikin aku stress.
Ketika aku lari mengejar Rangga , Bisma menarik tanganku dan menggenggamnya, dan dia menyebutkan kalimat yang ngga pernah aku lupa.
“ Tak ada yang bisa memisahkan cinta “
“ waktupun tak kan tega “
“ kau dan aku bersama ”
“ SELAMANYA ” aku menyambung kalimatnya ,
Dia tersenyum dan memelukku , dan berkata “ YOU HEART ME GIRL “
Seperti dulu , aku menjawab “ I HEART YOU BACK “
Yang bikin aku cenat cenut lagi ternyata kata-kata favorit Bisma tu ada dilirik single mereka yang berjudul I HEART YOU.
Bismaaaaaa , YOU HEART ME BOY !!!


Rahmatika Fardani
( @tikafardani )
Universitas Putra Indonesia
Padang, Sumatra Barat